Senin, 25 Juni 2012

Sesuatu Dalam Diriku


Aku berjalan dikheningan malam yang tak seorang pun melihatku, aku berteriak ditengah derunya ombak tentantang apa yang kurasakan, laut pun surut mendengar teriakanku. Angin berhenti berhembus, jangkrik mengganti nyanyian kegembiraan dengan lagu kesedihan. Pepohonan ikut menangis dengan menggugurkan dedaunannya. Sedangkan aku tak mampu menangis dan hanya terdiam meratapi perasaan sakit yang kualami.
 Ku berlutut di tumpukan pasir pantai dengan memangku harapan yang sulit tuk kujalani. Ku tatap langit yang dihiasi keceriaan bintang seolah bertanya tentang rasa sakit yang kualami. Jiwaku sakit namun tak ada yang bisa melihat rasa sakit itu. Ingin kukatakan kepada semua orang tentang apa yang kurasakan namun siapa yang akan mempercayai? Apakah memang hanya kepasraan yang selalu hadir di saat semua orang tak mau lagi tuk mengerti dan mendengar jeritan hati dari keceriaan orang yang ternyata sakit? 
Sulit bagiku menampakkan teori yang selama ini kubanggakan kepada semua orang, karena ada sesuatu dalam diriku yang mereka tak mengerti. Mereka mencemoh dan menertawai tentang teori yang kukembangkan karena ternyata itu hanya bualan kosong yang keluar dari mulut orang yang dianggap selalu mencari perhatian dengan kata-kata. Aku hanya ingin menebarkan keceriaan seperti langit yang selalu dihiasi dengan sinar rembulan. Sedangkan hatiku sendiri diselimuti kegelapan malam tanpa bintang. Ku beranjak kedunia cinta yang dianggap dapat meluluhkan semua perasaan sakit  menjadi kenikmatan dan kepedihan menjadi kebahagian, namun jiwaku menderita karena adanya perpisahan dalam cinta dan kehidupan. 
Ternyata keceriaanku merupakan rasa sakitku dan diamku adalah pertanyataan tentang apa yang kurasakan. Kubuat mereka gembira dan tersenyum dengan cinta, sedangkan senyumku sendiri adalah ungkapan kepedihanku. Kuhirup asap rokok dari orang-orang yang merasa bahagia, tapi aku tak bisa turut merasakan kebahagian mereka. Kuhibur mereka yang merasa sedih sedangkan aku sedang sedih. Dapatkah alam meberitahukan kepada mereka tentang sesuatu didalam diriku yang tak mampu kuungkapkan lewat kata-kata yang sering kukeluarkan? Rasa sakit ini telah merenggut sebagian dari kebanggaanku. Serasa esok dunia kan memanggilku tuk kembali bersama tanah-tanah pekuburan yang menimbun jasad yang tak pernah mampu membahagiakan dirinya sendiri. Kenapa aku ini? Kenapa aku tak bisa merasakan kebahagian yang begitu banyak bertebaran di dunia ini? 
Ku bentangkan sejadah ditelapak kakimu wahai penciptaku, ku bersujud mencium kakimu seraya memohohon ampunan dan pemecahan tentang masalah dalam diriku, karena aku tak mampu medengar jawaban alam, aku tak mampu melihat cahaya yang ada di duniamu. Aku hanya manusia  penuh dengan dosa yang selalu mecari keabadian cinta. Duniamu terlalu luas untuk kujelajahi sendiri, aku menangis tanpa air mata dengan mengingat nama-Mu, terungkap kembali semua luka lama dan semua dosa yang telah ku perbuat. Aku yang dilahirkan dari kegelepan rahim namun diterangi dengan keceriaan saat mereka memangku dan menimangku. Tapi saat ini sebelum aku memberikan sesuatu yang berarti buat mereka semua, aku sudah berpikiran akan pergi meninggalkan dunia ini dengan air mata yang tak sanggup tuk usap. 
Aku sadar segala sesuatu yang didunia ini berada ditangan-Mu wahai yang mengaku penciptaku. Jika engkau maha mengetahui, maka beri tahu aku jawaban yang tak pernah kutemukan dalam diriku. Jika kau mampu membuat dedaunan bergoyang dan angin berhembus dengan kencangnya, maka buatlah jiwaku bangkit dari lilitan kafan yang akan ikut terkubur dengan jasadku. Jasadku masih berjalan didunia ini namun jiwaku telah kau panggil bersama orang-orang yang pendosa. Katakanlah bahwa aku seorang pecundang yang diberi kehidupan untuk menebarkan kebohongan dan mencari keabadian cinta yang hanya  berada diruang yang hampa. Apakah semua orang didunia ini masih berjalan dengan kakinya sendiri atau mereka berjalan dengan kaki yang tak lagi menyentuh dunia? Apakah semua orang masih mau menerima ketidak sempurnaan dalam diri orang lain? Apakah orang yang ku cintai masih mau mencintaiku setelah tau bahwa diriku tidak sempurna lagi? Jangan berkata bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini, karena semua orang mencari kesempurnaan yang sesungguhnya tidak ada.
Slama ini dunia mengagungkan keabadian cinta, cinta yang tak pernah mati, cinta yang selalu hidup hingga akhir dunia. Namun ternyata cinta itu pudar karena keditak sempurnaan yang ditemukan dari orang yang dicintai. Sudah kutelusuri seluruh jalan yang berbatu dan berharap berjalan diatas jalan beraspal Saat ku temukan jalan yang beraspal, aku serasa tetap berjalan diatas bebatuan yang tajam. Kuikuti jalannya waktu diatas jalan berbatu, kutebarkan senyum sepanjang jalan namun mereka tak melihat senyum itu. Kini kucoba tegakkan hatiku, namun semua itu terlalu sesakkan nafasku. Dapatkah mereka mendengar tangisan dan ratapan kesedihan ini? Lihatlah bentangan sayapku yang kokoh selama ini dan dengarkan senandung kesedihan yang ditiupkan oleh sayapku, rasakanlah perasaan hati yang telah hancur berkeping-keping dari kesedihan itu. Aku kan tetap menelusuri sungai yang berbelok-belok untuk mencari jawaban tentang diriku dan keabadian cinta walaupun jiwaku tak lagi bersamaku dan kakiku tak lagi menyentuh dunia ini.

0 komentar:

Posting Komentar